ⓒ Utusan Malaysia
Sebuah video propaganda yang dikeluarkan Hamas menunjukkan seorang tebusan Amerika-Israel, Edan Alexander, memohon kepada presiden terpilih Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membebaskan tebusan yang masih ditahan di Gaza. Gedung Putih mengecam video tersebut, menyebutnya sebagai pengingat kekejaman Hamas terhadap warga negara berbagai negara, termasuk Amerika Serikat.
Dalam video berjudul “Segera… Waktu hampir habis”, Alexander meminta Trump untuk menggunakan pengaruh dan kekuatan Amerika Serikat untuk bernegosiasi demi kebebasan mereka. Alexander, yang ditahan sejak 7 Oktober 2023, tampak berada di bawah tekanan dan menyatakan telah ditahan selama lebih dari 420 hari. Ia juga meminta agar Trump tidak mengulangi kesalahan Biden, merujuk pada kematian warga negara Amerika-Israel lainnya, Hersh Goldberg Polin, yang tewas saat ditahan Hamas pada Agustus lalu.
Keluarga Alexander mengizinkan perilisan video tersebut, yang menampilkan Alexander menutupi wajahnya dengan tangan dan menangis. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Sean Savett menyatakan perang di Gaza akan berakhir jika Hamas membebaskan para tebusan. Gedung Putih menegaskan kesepakatan pembebasan tebusan sedang dalam pembahasan, dan Biden akan terus berupaya membebaskan warga negara Amerika.
Video tersebut ditujukan kepada Trump, yang pernah bertemu dengan orang tua Alexander dan memegang foto Alexander pada peringatan satu tahun serangan Hamas. Trump menyebut serangan tersebut sebagai salah satu hari tergelap dalam sejarah, dan menyalahkan Biden atas kelemahan yang memberi Hamas kepercayaan diri untuk melancarkan serangan.
Ibu Alexander, Yael, menyatakan terguncang oleh video tersebut dan telah berbicara dengan Netanyahu. Netanyahu meyakinkan keluarga Alexander bahwa kondisi saat ini memungkinkan pembebasan para tebusan, merujuk pada gencatan senjata 60 hari antara Israel dan Hizbullah di Lebanon.
Dalam video tersebut, Alexander juga mengkritik Netanyahu karena hanya menawarkan hadiah $5 juta untuk pembebasan mereka. Ia menekankan bahwa Perdana Menteri seharusnya melindungi warga negaranya. Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang menyebut video tersebut mengejutkan dan bukti nyata bahwa para tebusan masih hidup dan menderita.
Kantor Netanyahu menyatakan Perdana Menteri telah berbicara dengan keluarga Alexander dan memahami penderitaan mereka. Pemerintah Israel menegaskan sedang bekerja keras untuk membebaskan para tebusan. Gubernur New Jersey, Phil Murphy, juga mendesak pemerintah Biden dan Trump untuk melakukan segala upaya untuk membebaskan Alexander.